Judul
Sakura Hiden: Shiren, Harukaze ni Nosete (サクラ秘伝 思恋、春風にのせて)
Chapter 2 - Part 2
Penerjemah
Halaman 54 - 55
―Sudah kubilang, aku akan memiliki kesempatan seperti ini.
Tidak, ini bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Sakura menarik pikiranya sendiri. Mungkin ini adalah reuni yang tak bisa dihindari.
Sasuke ada di sana saat ia tiba di Sunagakure.
Di pintu masuk desa, Sasuke berdiri di sana. Dia mengenakan sorban dan jubahnya. Dia sedang menunggu Sakura.
"Sasuke-kun!"
Sakura bergegas ke arahnya. Ino tidak ada disana pada scene ini. Untuk sesaat, Sakura merasa cemas. Tapi karena ia bisa bertemu dengan Sasuke, dia merasa lebih gembira. Sehingga ia melupakan kecemasannya.
"Apa urusanmu lancar-lancar saja?"
"Yup! Bagaimana denganmu, Sasuke-kun? Bagaimana kabar lenganmu?"
"Tak perlu khawatir soal ini. Aku sudah terbiasa. Berkat kau, lengan ini bisa bergerak dengan baik "
Saat ia berkata demikian, Sasuke menggerak-gerakkan lengan buatannya yang terbuat dari sel Hashirama.
"Katakan saja jika ada yang terasa aneh (pada langanmu), aku akan segera memeriksanya"
"Aah, terima kasih"
Usai menjawab, "Pon!" Sasuke dengan lembut menepuk dahi Sakura. Begitu saja, Sakura sudah sangat senang sampai hampir berhenti bernapas. Pikirnya lagi: "Aku penasaran di mana Ino sekarang. Padahal aku sudah lama disini dengan Sasuke-kun."
"Sakura, sepertinya kau bekerja keras, ya? Kenapa tidak melakukan cara-cara yang berbeda untuk perawatan mental anak-anak? "
"Sasuke-kun, kau memang tahu banyak soal itu, ya?"
"Aah. Kalau soal itu karena aku setim denganmu. Ketika aku sedang tidak di desa, aku mengkhawatirkanmu. Hmm, tidak juga--
Sasuke kemudian melanjutkan setelah jeda singkat:
"Aku khawatir... bukan hanya karena kita setim, tapi selain itu, ada alasan lain."
"Eh...?"
Sakura menatap wajah Sasuke. Mereka saling pandang, kemudian mereka nampak saling mengunci tatapan mata satu sama lain.
"Sakura"
Sasuke mulai bicara lagi.
Tanpa diduga, perasaan Sakura menjadi tenang.
--Aku bukan anak kecil lagi. Aku takkan terbawa suasana lagi. Aku selalu menantikan saat-saat seperti ini...
"Sakura"
"Sasuke-kun..."
Pada saat itu, Sakura merasakan angin spoi menerpa pipinya.
Halaman 56 - 57
Aneh. Angin behembus. Jika angin berhembus, pasir di dekatnya juga pasti ikut terbang. Tapi pasirnya tak ikut terbawa angin. Meskipun begitu, Sakura tetap bisa merasakan hembusan angin.
Dengan segera, Sakura mulai mengerti penyebab perasaan aneh ini. Kesadaran Sakura berusaha untuk memulihkan diri dari sebuah mimpi kembali pada kenyataan.
Sasuke dan Sakura bertemu di pintu masuk Sunagakure, kejadian itu hanyalah mimpi. Pada kenyataannya, terlihat Sakura sedang tidur di hutan (yang terletak tepat) sebelum Desa Sunagakure. Saat Sakura sedang tidur siang, angin nan lembut menerpa pipinya.
Sakura dengan sabar menunggu akan kepastian antara mimpi dan kenyataan.
Aku tak mau bangun. Aku ingin tetap bersama Sasuke-kun. Aku ingin mendengar kelanjutan kata-kata Sasuke-kun. Sasuke-kun--
(--Spasi Halaman // Pindah Scene--)
Sakura membuka matanya. Hari sudah malam dan Sakura masih berada di hutan. Berkat cara bulan, tempat itu tak menjadi gelap. Didekatnya, Ino sedang tidur. Hari ini adalah hari ketiga sejak mereka meninggalkan Konohagakure. Kalau sudah keluar dari hutan ini, tinggal sedikit lagi akan sampai di Sunagakure. Tapi kalau sudah kemalaman, mereka sengaja untuk tak terlalu memaksakan diri.
Malam itu, mereka telah memasuki hutan tersebut. Mereka dengan santai menghabiskan bekal makanannya, kemudian mereka memutuskan untuk beristirahat. Jika mereka berada di medan perang, mereka akan bergiliran untuk tidur untuk berjaga-jaga. Tapi untuk saat ini, mereka hanya mendirikan tanda penghalang di sekitar mereka untuk berjaga-jaga bila ada musuh. Selama perjalanan mereka, tanda penghalang tersebut tak pernah bereaksi.
Dipikirannya, masih tersisa kenangan mimpi siang tadi.
Dia merasa senang karena Sasuke telah muncul dalam mimpinya. Namun, hal itu juga menyayat hatinya. Ketika ia terbangun, ia tidak menyadari keberadaan Sasuke, yang membuatnya bahkan lebih menyayat hati.
Tanpa sadar ia menghela nafas.
--Kenapa aku memimpikan sesuatu yang seperti itu...
Sakura berpikir, "Sudah kuduga, sepertinya aku jadi sedikit tidak sabaran. Aku..."
Selama perjalanan, aku mendengar cerita tentang Shikamaru dan Temari dari Ino. Selain itu, aku juga mendengar cerita tentang Chouji dan Karui. Kemudian, aku juga mendengar dari ino Sendiri; dia bilang dia menyukai Sai.
Banyak benih cinta yang sedang sedang tumbuh berada disekitar Sakura.
Dia sadar bahwa tak ada gunanya berpikir tentang siapa yang cintanya "tumbuh" duluan. Bersaing dengan orang lain dalam hal cinta, masalah tak perlu diperhatikan.
Namun demikian, ada semacam gangguan yang menyerupai ketidaksabaran dalam hati Sakura.
Halaman 58 - 59
--Meski demikian, aku berharap kalau mimpi ini akan menjadi kenyataan.
Begitulah pikir Sakura secara tiba-tiba.
--Kalau mimpi itu menjadi kenyataan. Jika Sasuke-kun benar-benar menghampiri kita saat tiba di Sunagakure besok, maka...
"(Sepertinya tak mungkin...)"
Sakura bergumam diiringi dengan senyuman kecil.
Hembusan angin menyapu helaan napasnya.
(--Spasi Halaman // Pindah Scene--)
Keesokan harinya, Sakura dan Ino tiba di Desa Sunagakure sesuai rencana.
Orang-orang yang menyambut mereka adalah manajer eksekutif bagian medis Sunagakure. Seorang pria tua dengan kumis tampan kemudian berbicara kepada mereka:
"Terima kasih atas kerja keras kalian. Setelah kalian beristirahat, aku ingin segera berdiskusi. Tidak apa-apa kan?
"Dengan senang hati. Kami tak sabar untuk bekerja sama dengan Anda."
Sakura menjawab itu. Pria berkumis itu memandu mereka berdua menuju ke rumah sakit desa.
Keduanya kemudian melewati beberapa ruangan di dalam rumah sakit. Ada satu ruangan yang nampak luas, itu adalah ruang serba guna. Setelah beristirahat sejenak disana, orang-orang berkumpul ke dalam ruangan. Yang menghadiri (pertemuan) itu adalah orang yang berhubungan dengan perawatan medis.
Sakura berada di depan sekitar 20 peserta. Sakura kemudian mulai berbicara.
Dia berbicara soal "Klinik Kesehatan Mental Anak" dari Desa Konohagakure: tentang isu-isu dan permasalahannya saat pertama kali diperkenalkan, efektivitas saat ini, dan seterusnya--
Meskipun ia berpengalaman berbicara di depan banyak orang, nyatanya Sakura masih belum terbiasa melakukannya. Namun berkat Ino, yang kadang menambahkan pidatonya, semuanya mejadi berjalan dengan lancar.
Setelah Sakura menjelaskan, kini waktunya untuk bertukar ide dan pendapat.
Karena ada perbedaan antara budaya dan sistem administrasi desa, mereka tidak bisa menerapkan cara yang sama pada pelaksanaan proyek itu seperti dengan metode yang ada Konoha. Tetapi jika mereka bisa menyesuaikan, maka tinggat keberhasilannya akan tinggi bagi Suna. Manajemen eksekutif bagian medis membahas potensi perubahannya.
Sepanjang pertemuan, termasuk presentasi dan pertemuan ketika mereka bertukar ide dan pendapat, semuanya selesai dalam waktu sekitar 2 jam.
Ketika peserta meninggalkan ruangan, pria berkumis kemudian mendekati Sakura dan Ino. Dia adalah orang yang sebelumnya.
"Aku tahu kalian lelah, tapi jika kalian berkenan, maukah kalian mengunjungi Kazekage-sama? Kagekage-sama dan Temari-sama ingin berbicara dengan kalian berdua."
"Yah, tentu saja kami mau."
"Kami sudah datang jauh-jauh ke Suna, jadi kami tidak ingin pulang tanpa bertemu dengan mereka berdua"
Halaman 60
Ino merespon, kemudian tersenyum.
Pria berkumis itu menjawab sebelum ia berdiri: "Kalau begitu, mari kesana." Setelah itu, mereka mulai berjalan. Untuk beberapa alasan, ekspresi wajah pria itu kaku. Mereka khawatir tentang hal itu.
Setelah meninggalkan rumah sakit, mereka berjalan menuju pusat desa, terlihat ada sebuah bangunan bola disana. Permukaan dinding bangunan tersebut ditulis huruf kanji berbuyi [Angin]. Pria itu memandu Sakura dan Ino (menuju gedung itu).
Di tengah-tengah ruangan yang besar, ada meja yang bentuknya bundar. Gaara duduk di sana, Temari juga berdiri di sampingnya.
"Izinkan saya membawamu masuk ke ruang pertemuan."
Saat pria berkumis berbicara, Gaara mengangguk. Pria itu kemudian membungkuk dan meninggalkan ruangan.
"Sakura, Ino... Terimakasih waktunya hari ini."
Gaara berbicara dengan frase tunggal.
"Gaara-kun, Temari-san... apa kabar?
Sakura bertanya kepada mereka, "Ahh" ucap Gaara sambil mengangguk. "Hmmm" Temari juga merespon.
Entah kenapa keduanya tampak muram. Gaara memang dasarnya bermuka datar, tapi untuk hari ini ekspresi wajahnya sedikit lebih muram.
"Umm... Ada apa?"
Tanya Ino.
Gaara dan Temari saling bertukar pandang sejenak. Kemuadian, pendangan mereka dikembalikan ke arah Sakura dan Ino.
"Uchiha Sasuke telah datang ke desa ini."
- Bersambung ke Chapter 2 - Part 3...
- 60 dari 246 halaman = ~24% dari total Novel Sakura telah diterjemahkan
EmoticonEmoticon